Jember, Kabarpas.com – Riuh penonton pecah di alun-alun Jember, ketika lima domba tampil bak model profesional dalam ajang Domba Fashion Carnaval (DFC). Dengan kostum warna-warni dan aksesori kreatif, kelima domba itu berlenggak-lenggok di lintasan catwalk, disaksikan warga yang memadati area acara.
Masing-masing domba memiliki nama unik, namun sorotan utama jatuh pada Bagong, domba yang berhasil menyabet juara pertama dan membawa pulang hadiah Rp1,5 juta. Di posisi kedua ada domba bernama Kucrut, yang memperoleh Rp1 juta. Sementara, domba ketiga mendapatkan Rp750 ribu.
Dua domba lainnya tak pulang dengan tangan kosong, seluruhnya meraih hadiah hiburan Rp500 ribu.
Menariknya, setiap domba tidak tampil sendiri. Mereka ditemani artis muda yang ikut memeriahkan suasana. Terlihat di sana ada Betrand Putra Onsu, Jessica Taroreh, dan Kayla Schaefer yang tampil ceria sambil membantu mengarahkan domba-domba tersebut.
Di tengah acara tersebut,m, Muhammad Fawait menyampaikan apresiasinya terhadap kreativitas warga dan penyelenggara.
“Ke depan akan tetap ada fashion show domba. Ini akan menguatkan Jember sebagai kabupaten karnaval. Bukan hanya anak mudanya melalui JFC, tapi dombanya lewat Domba Fashion Carnaval,” ujarnya disambut tepuk tangan warga.
DFC berpotensi menjadi identitas baru Kabupaten Jember. Sebab, kata bupati, DFC bukan sekadar hiburan unik, tetapi bagian dari penguatan identitas budaya Jember sebagai daerah penyelenggara event kreatif berskala nasional.
Lima domba yang tampil dalam DFC diketahui berasal dari Desa Suco, Kecamatan Mumbulsari, sebuah desa yang menjadikan DFC tradisi tahunan dan ikon budaya lokal.
Kepala Desa Suco, Taufik mengatakan bahwa DFC telah lama menjadi bagian dari kegiatan desa dan menjadi wadah kreativitas para peternak.
“Alhamdulillah di Karnaval SCTV ini kami diberikan ruang untuk menampilkan kebolehan domba kami. Ini mengangkat nama desa kami karena di Suco ada peternakan dengan konsep ternak terpadu,” jelasnya.
Taufik menyebut, di desanya warga didorong untuk merawat ternak dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Dari situlah muncul ide menggelar Domba Fashion Carnaval sebagai ajang kebanggaan desa.
“Kami ikutkan lima domba yang sudah dimodifikasi kostumnya sehingga layak tampil di tingkat nasional. Semoga ini menjadi semangat bagi masyarakat untuk terus merawat ternak sekaligus menjadi sumber nafkah,” katanya.
Ia berharap, ke depan DFC dapat digelar di tingkat kabupaten, sehingga desa-desa lain yang memiliki potensi ternak juga bisa ikut tampil. (dan/ian).



















