Pasuruan, kabarpas.com – Suasana khidmat dan penuh kekeluargaan menyelimuti Pajimatan Niti Adiningrat pada malam Purnamaan ke-XI di Kota Pasuruan. Lantunan doa dan dzikir mengalun seiring sejuknya udara Rabu malam (05/11/2025) di kompleks makam keramat tersebut, yang berdekatan dengan ikon baru Kota Pasuruan, Payung Madinah.
Kegiatan religius rutin yang diinisiasi oleh Persatuan Padang Bulan Purnamaan Kanjeng Pangeran Surga Surgi ini kembali berlangsung dengan tertib. Ratusan jamaah, mayoritas merupakan ibu-ibu dari berbagai desa, tampak hadir dengan antusiasme tinggi untuk mengikuti rangkaian acara.
Inti dari kegiatan Purnamaan ke-XI ini adalah pelaksanaan doa dan dzikir bersama yang dipusatkan di Pajimatan Niti Adiningrat. Usai memanjatkan doa, acara dilanjutkan dengan sesi ramah tamah yang diadakan di area Payung Madinah, memperkuat tali silaturahmi antar jamaah.
Sebagai wujud rasa syukur dan pelayanan kepada para peserta, panitia menyiapkan konsumsi dalam jumlah besar. Wawan Purwanto, koordinator konsumsi, menjelaskan bahwa panitia telah menyiapkan sekitar 800 paket nasi bungkus untuk dibagikan kepada seluruh jamaah yang hadir. “Ini bentuk rasa syukur kami dan wujud pelayanan kepada para peserta yang datang,” ujarnya.
Salah satu jamaah, Amaludin, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap kegiatan rutin ini. Ia memuji sosok Kanjeng Niti Adiningrat sebagai pemimpin yang memberikan teladan luar biasa melalui karya dan peninggalan monumental. Warisan tersebut berupa masjid, alun-alun, serta bangunan pendukung lainnya yang membentuk satu kawasan besar.
“Warisan tersebut menjadi sarana menuju kebahagiaan dunia dan akhirat,” tutur Amaludin, menekankan pentingnya nilai-nilai yang diwariskan leluhur.
Sementara itu, Basori, tokoh penggiat acara Purnamaan, mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran pelaksanaan kegiatan. “Semoga kegiatan ini terus menjadi wadah memperkuat spiritualitas dan silaturahmi jamaah,” harapnya.
Kegiatan Purnamaan rutin ini diharapkan dapat terus berperan sebagai ruang pembinaan spiritualitas masyarakat, sekaligus menjadi upaya penting untuk menjaga tradisi religius dan nilai kebudayaan luhur yang telah diwariskan secara turun-temurun. (mud/ian).



















