Jember, Kabarpas.com – Direktur Utama PDP Kahyangan, Sofyan Sauri menyatakan dukungan penuh terhadap tagline “Jember Surganya Kopi” yang digagas Bupati Jember Muhammad Fawait. Menurutnya, komoditas utama PDP adalah kopi, sehingga penguatan branding tersebut sejalan dengan upaya daerah dalam mengangkat citra dan potensi kopi Jember di tingkat nasional.
“Saya pernah mensurvei, produksi kopi di Jember itu sekitar 14.700 ton per tahun. Nah, ini yang perlu disinergikan dan dikolaborasikan antarinstansi agar sejalan dengan tagline Jember Surganya Kopi,” ujar Sofyan, Kamis (30/10/2025).
Ia menegaskan, PDP Kahyangan sebagai BUMD akan terus memperkuat peran dalam branding kopi lokal, termasuk memperluas penggunaan Kopi Kahyangan di lingkungan pemerintahan.
Sebagai BUMD yang berorientasi bisnis, PDP Kahyangan juga mendorong adanya dukungan dari instansi pemerintahan. Sofyan bahkan telah bersurat kepada Bupati Jember selaku pemilik modal, untuk meminta agar dikeluarkan surat edaran yang mendorong penggunaan produk kopi lokal di lingkungan pemerintahan.
Menurutnya, keberpihakan pada produk lokal bukan sekadar kebanggaan daerah, melainkan juga langkah nyata dalam memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Saya sudah bersurat kepada Bupati selaku pemilik modal agar ada semacam surat edaran atau ‘surat sakti’ untuk mendorong seluruh OPD, kecamatan, dan kelurahan menggunakan produk Kopi Kahyangan. Karena kami ini BUMD, bagian dari plat merah, pelanggan tetap seharusnya ya dari instansi plat merah juga,” tandasnya.
Ia menjelaskan, dukungan nyata dari instansi pemerintah sangat berarti untuk memperkuat posisi PDP Kahyangan di tengah persaingan industri kopi lokal.
“Kalau setiap instasi membeli 5 kilo saja, itu sudah sangat membantu. Minimal setiap kegiatan atau kunjungan bisa menjadikan Kopi Kahyangan sebagai souvenir khas daerah. Ini langkah paling cepat sekaligus konkret untuk menumbuhkan kebanggaan pada produk sendiri,” tambahnya.
Selama ini, sistem pemasaran Kopi Kahyangan masih bersifat by order dan fokus di pasar lokal. Namun, Sofyan menyadari bahwa untuk memperluas jangkauan pasar, PDP perlu bertransformasi ke arah digital.
“Selama ini kami masih mengandalkan sistem by order. Tapi ke depan, pada tahun 2026, kami akan anggarkan khusus untuk promosi digital. Karena tidak mungkin kita ingin hasil besar tapi umpannya kecil. Kalau ingin besar, ya harus berani promosi besar,” tegasnya.
Sofyan juga mengakui, selama ini promosi digital belum berjalan maksimal karena keterbatasan anggaran. Selain itu, ia menyoroti perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang pemasaran.
“Kawan-kawan di PDP memang punya kemampuan menjual, tapi belum sampai pada jiwa pemasaran yang sesungguhnya. Padahal ini bisnis. Jadi saya ingin ubah pola pikirnya, agar penjualan berubah menjadi pemasaran yang aktif dan kreatif,” ujarnya.
Sofyan menambahkan, keberadaan pelaku usaha kopi lain di Jember bukanlah ancaman, melainkan peluang untuk sama-sama memperkuat citra daerah sebagai penghasil kopi berkualitas.
“Kompetitor itu pasti ada, tapi bukan berarti saingan. Justru membuka banyak peluang, di kafe-kafe dan jaringan pemasaran lainnya. Yang penting, kita semua sama-sama mengangkat nama Jember lewat kopi,” pungkasnya. (dan/ian).
