Pasuruan, Kabarpas.com – Mahasiswa Universitas Yudharta Pasuruan bersama Universitas Merdeka (Unmer) Pasuruan menggelar program pengabdian masyarakat berupa Pelatihan Pembuatan Lilin, Sabun, dan Pupuk dari Limbah Rumah Tangga di Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Kegiatan yang berlangsung di Komunitas Pemda 9 ini melibatkan pemuda RT 9 dan kelompok ibu Dasawisma setempat. Pelatihan difokuskan pada pemanfaatan limbah minyak jelantah, yang selama ini kerap menjadi permasalahan lingkungan, untuk diolah menjadi produk ramah lingkungan bernilai guna.
Menurut Kelvin, Ketua Tim Mahasiswa, pelatihan ini bertujuan memberikan keterampilan baru bagi masyarakat sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsep zero waste dalam kehidupan sehari-hari.
“Minyak jelantah yang biasanya dibuang begitu saja ternyata bisa diolah kembali menjadi produk bermanfaat seperti sabun, lilin, hingga pupuk organik. Dengan begitu, limbah tidak hanya berkurang, tapi juga bisa menjadi peluang usaha,” ujarnya.
Sementara itu, Desy Cahyaning Utami, selaku Ketua Tim Dosen Pembimbing Lapang, menegaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga turun langsung mendampingi masyarakat. Pelatihan ini dirancang agar hasilnya tidak berhenti pada kegiatan sekali jalan, melainkan bisa diterapkan dan dikembangkan masyarakat secara berkelanjutan. Harapannya, kegiatan ini mampu menciptakan dampak lingkungan yang positif sekaligus menumbuhkan jiwa wirausaha di desa,” jelasnya.
Program ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat dengan ruang lingkup pemberdayaan masyarakat oleh mahasiswa (PMM). Program ini juga menjadi bagian dari upaya yang digagas secara kolaboratif oleh Universitas Yudharta dan Unmer Pasuruan untuk mendorong mahasiswa hadir langsung di tengah masyarakat, memberikan solusi praktis berbasis potensi lokal, serta mendukung keberlanjutan lingkungan.
Para peserta terlihat antusias mengikuti setiap tahapan pelatihan, mulai dari pengolahan minyak jelantah hingga proses pembuatan produk. Sejumlah ibu Dasawisma mengaku senang karena bisa mempraktikkan langsung cara membuat sabun dan lilin, sementara para pemuda aktif dalam uji coba pembuatan pupuk dari limbah organik.
Wahono, SPW., Kepala Desa Dayurejo, menyambut baik kegiatan ini.
Ia menilai pelatihan tersebut selaras dengan program desa dalam mengurangi limbah rumah tangga dan mendorong ekonomi kreatif. “Kami berharap masyarakat bisa meneruskan keterampilan ini sehingga bermanfaat bagi lingkungan dan menambah penghasilan,” ungkapnya.
Dengan adanya kegiatan ini, Desa Dayurejo diharapkan dapat menjadi salah satu contoh desa yang konsisten menerapkan pengelolaan limbah berkelanjutan, sekaligus menunjukkan sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam membangun kesadaran lingkungan. (ajo/ian).


















