Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

KABAR NUSANTARA · 14 Agu 2025

Menag Harap MQK Internasional Jadi Tradisi Baru Dunia Islam


Menag Harap MQK Internasional Jadi Tradisi Baru Dunia Islam Perbesar

Jakarta, Kabarpas.com – Menteri Agama Nasaruddin Umar berharap Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional yang pertama kali digelar di Indonesia dapat berkembang menjadi tradisi keilmuan yang diikuti banyak negara, sebagaimana Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

“MTQ pertama kali dilembagakan oleh Indonesia. Kini, banyak negara mengadopsi tradisi ini. Harapan saya, MQK juga bisa menular ke negara-negara lain, termasuk negara Arab,” ujar Menag saat membuka Rapat Koordinasi Dewan Hakim MQK Internasional Ke-1 Tahun 2025 di Jakarta.

Menag menegaskan, memahami kitab kuning tidak cukup hanya dengan menguasai bahasa Arab secara gramatikal. Diperlukan pula pemahaman terhadap budaya dan karakter di balik bahasa yang digunakan.

Menag berpesan kepada dewan hakim agar dalam penilaian MQK tetap mengedepankan prinsip objektivitas. Menurutnya, bisa jadi masing-masing peserta memiliki latar belakang pemikiran dan mazhab yang berbeda, sehingga dibutuhkan kesepakatan bersama dalam mengukur kemerdekaan berpikir.

“Bagaimana mengukur kemerdekaan berpikir peserta MQK harus disepakati bersama. Jangan sampai perbedaan mazhab memengaruhi penilaian. Objektivitas adalah kunci agar kompetisi ini benar-benar mencerminkan kualitas keilmuan para peserta,” tegasnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menambahkan bahwa sejumlah negara telah mengonfirmasi keikutsertaan pada MQK Internasional perdana ini, antara lain Brunei Darussalam, Kamboja, Timor Leste, Malaysia, Myanmar, Vietnam, dan Indonesia sendiri. Sementara itu, Singapura dan Filipina berencana mengirim observer.

“Juri MQK kali ini juga bertaraf internasional, melibatkan tokoh dan pakar dari negara-negara peserta. Hal ini memastikan penilaian berlangsung objektif, transparan, dan sesuai standar keilmuan dunia pesantren,” sambungnya.

Dikatakan Suyitno, penyelenggaraan MQK Internasional 2025 bukan hanya ajang kompetisi keilmuan, tetapi juga menjadi momentum percepatan digitalisasi di lingkungan pesantren.

“Seluruh proses penilaian dilakukan secara paperless, mulai dari input nilai hingga rekapitulasi, semuanya berbasis digital,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, pembekalan literasi digital kepada dewan hakim menjadi langkah strategis untuk mendorong adaptasi teknologi di kalangan pesantren.

“Kalau para kiai sudah terbiasa menggunakan teknologi, tentu santri akan lebih cepat mengikuti. MQK ini sekaligus menjadi laboratorium penerapan teknologi di pesantren,” pungkasnya. (np/ian).

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

PalmCo, Subholding Holding Perkebunan Nusantara, Jadi “Pahlawan Baru” Ekonomi Rakyat

17 November 2025 - 22:11

PTPP Raih Tiga Penghargaan Nasional: Perkuat Komitmen Inovasi dan Keberlanjutan dalam Mendukung Asta Cita Pemerintah

17 November 2025 - 21:54

KAI Logistik Dorong Transformasi Logistik Hijau melalui Moda Kereta Api di ALFI Convex 2025

17 November 2025 - 21:45

Tokocrypto Dianugerahi Penghargaan sebagai Kontributor Pajak Kripto Terbesar di Indonesia

17 November 2025 - 21:41

Jelang Nataru, KAI Siagakan 735 Petugas Ekstra dan Material Siaga untuk Amankan Perjalanan Kereta Api

17 November 2025 - 21:24

BRI Branch Office Gunung Sahari Region 6/Jakarta 1 Jalin Kerja Sama Strategis dengan PT. Berdikari

17 November 2025 - 20:15

Trending di KABAR NUSANTARA