Oleh: Fittriyah
Malam ini hujannya deras
Dan aku tersimpuh.
Senyumanmu hanya mampu ku ingat sebatas angan
Aku tak lagi mampu meraihmu
Rindu
Terbata aku ucapkan
Dan hanya mampu ku angan
Tak pernah terbayangkan
Aku tak dapat melihatmu
Aku pernah berlari dan meraih tangan itu
Akupun pernah mengibas tangan itu.
Aku pernah berteriak tak ingin ada dia..
Akupun pernah terisak tak adanya.
Hanya sepi memagut
Hampa memuncak
Deruan angin kencang
Hujan amat deras terlihat
Sampai binasa.
Kata chairil anwar
Ini ruang kita berperang
Antara hampa dan ada
Sial aku hanya mampu melihat kata hampa.
Kemudian ia menyapa di ruang itu.
Walau hanya sebatas senyuman di batas mata tanpa melihat.
Memasuki kalbu.
Oohh.Rinduu.
Aku serindu itu.
Menggengam tangannya
Menyapanya bahkan memeluknya dan menghabiskan waktu bersama.
Dan lagi..lagi aku sial
Ruang rindu hanya sebatas ruang rindu.
Tanpa mampu ada cara menembusnya.
Hanya doa yang mampu melangit.
“Tuhan sampaikan salam rinduku, dan jadikan tempatmu lebih indah daripada dunia ini untuknya”.
___________________________________
*Setiap Minggu Kabarpas.com memuat rubrik khusus “Nyastra”. Bagi Anda yang memiliki karya sastra, baik berupa cerita bersambung (cerbung), cerpen maupun puisi. Bisa dikirim langsung ke email kami: redaksikabarpas@gmail.com.