Pasuruan, Kabarpas com – Puluhan pelajar Sekolah Menengah Atas Islam (SMAI) Yakin, di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan terlantar di pinggir jalan, lantaran sekolah mereka disegel. Selasa (16/05/2023)
Nur Ali Farchan alumni sekolah tersebut menyangkan kejadian tersebut, karena banyak pelajar yang terpaksa tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam sekolah.
“Penyegelan sekolah bukan solusinya kami tidak mempersoalkan urusan yang sedang berjalan, biarkan itu menjadi urusan hukum tetapi hak belajar adalah paling utama,” ujarnya.
Sebelumnya, penyegelan ini dilakukan oleh beberapa orang yang mengatasnamakan pemilik yayasan.
“Kami menyayangkan adanya penyegelan ini karena mereka (siswa) hanya mau belajar, jangan diikutkan urusan yang sedang berlangsung, jadi kami pasang badan agar pelajar bisa belajar dengan baik,” terangnya.
Kapolsek Nongkojajar, Polres Pasuruan, AKP Kusmani mengatakan, penutupan tersebut akibat sengketa pengurus yayasan sehingga menyebabkan para pelajar terlantar.
“Kami harus mengamankan jalannya giat masyarakat yang berunjuk rasa,” ujarnya.
Menurutnya pihak yang melakukan penyegelan adalah H Masyur Iskandar yang mengklaim sebagai penggugat yang memenangkan perkara di Pengadilan Negeri (PN) Bangil, sesuai No.8/Pen.Eks 2019/PN Bangil.
“Selain menyegel gerbang sekolah, H Mansyur Iskandar juga memberikan peringatakan melalui tulisan peringatan di banner berukuran besar untuk ditunjukan masyarakat umum,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Wonosari Herlambang mengatakan, konflik di Yayasan Kesejahteraan Islam Nongkojajar ini sudah terjadi sejak lama, dan penyegelan sudah dilakukan dua kali ini.
“Situasi saat ini sudah kondusif dan nanti malam akan dilakukan mediasi di Kantor Kecamatan Tutur nanti jam 19.00 WIB,” tutupnya. (Sol/Gus).