Menu

Mode Gelap
Wujudkan Mimpi Pebasket Muda Jatim, MPM Honda Jatim Gelar Honda DBL 2023 East Java Series Dukungan Mas Dion Maju Cabup Pasuruan 2024 Kian Masif

KABAR NUSANTARA · 24 Nov 2022

Direktur Bank Mandiri Sebut Metaverse Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia


Direktur Bank Mandiri Sebut Metaverse Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Perbesar

Jakarta, Kabarpas.com – Suka atau tidak suka, saat ini dunia sedang memasuki babak baru dengan hadirnya Web 3.0. Adapun Web3 merupakan visi masa depan internet dengan istilah lain Web 3.0 yang terdesentralisasi dibangun di atas sistem blockchain.

Sektor keuangan yang merupakan salah satu hal penting dalam keseharian, tidak akan luput dengan perubahan ke arah digitalisasi. Hal ini membuat perbankan dan sektor keuangan beradaptasi dengan membuat inovasi produk dalam menghadapi era web 3.0 ini.

Direktur Information Technology PT Bank Mandiri, Tbk (Persero), Timothy Utama, selaku salah satu pembicara dalam Internasional Digital Conference (IDC) 2022 AMSI, di Hotel JS Luwansa, mengatakan, konsep metaverse sebenarnya sudah lama hadir, terutama dalam industri perfilman dan game.

Melihat keberhasilan dan inovasi beberapa perusahaan tersebut, Bank Mandiri menyadari banyaknya peluang yang dapat dimanfaatkan. Bank Mandiri pun mulai mencoba melakukan eksplorasi lebih lanjut terkait potensi layanan perbankan di metaverse untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia sesuai dengan visi pemerintah.

“Konsep metaverse yang merupakan paralel universe dari dunia nyata, di mana nantinya kita tidak hanya dapat menghadirkan layanan perbankan seperti di dunia nyata saat ini, namun juga menghadirkan inovasi-inovasi yang belum ada, atau beyond banking,” jelas Timothy.

Sementara itu Head of IT Architecture & Strategy Division Bank BNI Ari Pratiwi mengungkapkan bahwa tantangan dalam digitalisasi adalah integrasi data. Selaku bank yang melayani UMKM, BNI meluncurkan berbagai layanan. Salah satunya layanan digital bernama Xpora. “Tantangan utama dalam digitalisasi antara lain adalah integrasi data. Kami harus tahu profile data di lokal, UMKM mana yang bisa kami tawarkan untuk dibantu dan UMKM mana yang siap untuk go global. Ini masih menjadi tantangan terbesar,” kata Ari.

Hal serupa juga disampaikan Andika Rahman selaku AVP, Head of AI BRI. Ia menyebut, saat ini Bank BRI masih melakukan reseach dalam rangka menyongsong metaverse. Soalnya, kata dia, sebagai bank yang masuk ke pelosok, tidak semua menjangkau internet.

“Kami sadar bahwa saat ini belum bisa semua full digital karena banyak nasabah yang berada di pelosok. Sehingga bank konvensional yakni nasabah datang ke bank tetap ada,” ujarnya.

Meski begitu, berbagai layanan juga sudah disiapkan yang arahnya ke digital. Tentunya era digital tetap dilakukan dengan menyesuaikan perkembangan zaman.

Pembicaraan lain yakni Teguh Kurniawan Harmanda selaku Co-Founder & COO Tokocrypto, mengatakan sektor keuangan saat ini tidak bisa lari dari era digital. Termasuk dengan adanya kripto. Ia menyebut manfaat aset kripto sangat besar bagi perekonomian nasional. “Teknologi blockchain dengan mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis menjadi lahan pekerjaan baru bagi masyarakat,” terangnya. (rls/ian).

Artikel ini telah dibaca 9 kali

Baca Lainnya

MAXY Academy Gelar Kelas Gratis: Bongkar Cara Brand Besar Atur Konten Pakai AI Tools

9 Mei 2025 - 16:39

Pasukan TMMD Kodim 0824/Jember Bersama PLN Pasang Lampu PJU di Desa Plalangan

9 Mei 2025 - 14:47

AI vs Manual Forecasting: Mana yang Lebih Efektif untuk Perencanaan Keuangan?

9 Mei 2025 - 13:52

Labamu dan Adapundi Luncurkan Solusi Pembiayaan Terintegrasi untuk Merchant Aktif Labamu

9 Mei 2025 - 13:31

Dapat Dana Rp 2,5 Triliun dari Bill Gates, Indonesia Gunakan untuk Apa Saja?

9 Mei 2025 - 13:25

Dinas Pendidikan Kota Madiun Gelar Sosialisasi SPMB

9 Mei 2025 - 13:16

Trending di KABAR NUSANTARA