Pasuruan, Kabarpas.com – Dinamika sosial di era digital menjadi tantangan besar bagi para ulama di Kota Pasuruan. Hal ini ditegaskan oleh Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo (Mas Adi), saat menghadiri pelantikan dan pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan (DP) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pasuruan masa khidmat 2025–2030 di Gedung Gradika, Sabtu (20/12/2025).
Prosesi pengukuhan dipimpin langsung oleh perwakilan DP MUI Provinsi Jawa Timur, KH. Ahsanul Haq. Dalam struktur kepengurusan baru ini, Dr. KH. Abdulloh Sodiq resmi menjabat sebagai Ketua Umum, sementara Wali Kota Adi Wibowo ditetapkan secara ex officio sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI Kota Pasuruan.
Dalam sambutannya, Mas Adi menekankan bahwa tantangan keumatan saat ini jauh lebih kompleks dibandingkan masa lalu. Transformasi teknologi telah mengubah wajah kemaksiatan menjadi lebih terselubung dan sulit dideteksi.
”Kalau dulu judi terlihat dari kumpul-kumpul main dadu, sekarang sudah ada judi online. Begitu juga prostitusi yang kini bergeser melalui aplikasi. Ini tantangan luar biasa di era digital,” ujar Mas Adi.
Ia berharap MUI dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam memberikan tuntunan yang adaptif bagi masyarakat agar tidak terjerumus dalam dampak negatif digitalisasi.
Selama ini, Pemkot Pasuruan konsisten menjadikan MUI sebagai rujukan dalam merumuskan kebijakan sosial-keagamaan. Mas Adi mencontohkan, pandangan MUI sangat dibutuhkan bahkan dalam hal teknis seperti penataan pedagang kaki lima (PKL).
”Setiap kebijakan yang bersentuhan dengan masyarakat, kami selalu meminta pertimbangan MUI. Termasuk soal trotoar, di mana MUI memberikan pandangan bahwa itu adalah hak pejalan kaki,” jelasnya.
Selain masalah moral, Mas Adi juga menitipkan pesan terkait kebersihan lingkungan. Menurutnya, meski Kota Pasuruan dikenal sebagai Kota Santri, kesadaran menjaga kebersihan masih perlu ditingkatkan. Ia berharap ulama dapat terus menggaungkan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman bukan sekadar slogan, melainkan perilaku nyata.
Menutup arahannya, Mas Adi menegaskan bahwa pembangunan kota tidak boleh hanya fokus pada fisik.
”Pemerintah fokus membangun infrastruktur fisik, kami berharap para kiai, habaib, dan jajaran MUI membangun infrastruktur sosialnya. Pembangunan akan optimal jika fisik seiring dengan pembangunan karakter dan prinsip hidup masyarakat,” pungkasnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum MUI Kota Pasuruan, Dr. KH. Abdulloh Sodiq, mengajak seluruh pengurus untuk meluruskan niat. Ia berharap masa khidmat lima tahun ke depan dapat dijadikan sebagai ladang ibadah dan pengabdian yang tulus bagi umat. (dit/ian).



















