17 Tahun

Oleh: Bunda Azki


KABARPAS.COM – ENTAH angin apa yang sengaja membuat aku termenung di bawah pohon rindang pelataran sekolah .Bahkan segala kenangan yang ada terpampang nyata seperti televisi berjalan di depan mataku.Namun dalam sekejap,jantungku berdegup hebat membuyarkan lamunanku tatkala ada suara memanggil namaku .Renyah suaranya sangat bersahabat dan masih terngiang hingga relung hatiku .”Hai,Muham.Beneran ini kamu.Apa kabar kamu sekarang?”sapa wanita berjilbab biru .
“Alhamdulillah aku baik, bagaimana kamu?”jawabku singkat karena grogi mendominasi.
“Ya Allah baik dong…bisa dilihat kan aku semakin manis gini.Hehehe.Nggak kerasa ya udah 17 tahun kita gak ketemu.Aku juga seneng banget bisa ketemu kamu di reuni SMA kita ini.Padahal kamu kan sepertinya sibuk banget dengan pekerjaanmu,tapi alhamdulillah masih bisa meluangkan waktu untuk silaturahmi dengan kita juga dewan guru.”celotehnya yang selalu buat aku kangen.
“Alhamdulillah aku dapat cuti libur seminggu dan berniat untuk pulang ke kampung halaman .Kebetulan sekali hari Ahad ini ada undangan reuni .Jadi sekalian meluangkan waktu untuk bisa hadir di acara reuni ini .Aku juga rindu silaturrahim dengan teman -teman juga dewan guru. Kamu sama siapa datang kesini,Aira?”jawabku memberanikan diri.
“Oh aku tadi sama Ana teman kita yang satu kelas dulu itu lho.Ingat gak?” tanya Aira.
“Lupa lupa ingat ,maaf.”singkatku.
“Kalau kamu Muham,kesini sama siapa ,pasti sama ayang bebeb yaaaa?”ejeknya.
“Kamu ini selalu mengejekku,” aku selalu membela diri jika dia tanya tentang itu.
“Lhaaa,,,aku tidak mengejek ,aku ini bertanya dengan baik dan benar.Hehehehe.”Ledek dia lagi.Padahal dia faham betul keadaanku selama ini di Luar Negeri.Aku memang selalu nyaman bercerita sama Aira tentang banyak hal.

Entah magnet apa yang ada dalam dirinya, sehingga aku selalu nyaman ketika bercerita dengannya.Aira adalah wanita yang selama ini mencuri pikiran dan perasaanku selama 17 tahun.Masih tertancap dalam memoriku tentangnya. Kepolosan,suara khas serta panggilan khusus darinya saat itu telah membuat aku serasa di istimewakan.Kebetulan nama Muham adalah nama paggilan khusus darinya.Ketika aku bertanya mengapa dia memanggilku dengan nama yang berbeda dari lainnya.Menurutnya nama itu adalah kata yang mudah di ucapkan.
Aira lah yang paling memahami aku,selalu memberikan support ,tidak pernah membedakan teman, selalu baik,suka bergaul,tidak pernah gengsi,tampil apa adanya,bahkan dia selalu menyapaku di saat teman yang lain menganggap ku pria yang sombong dan angkuh.Meskipun dia terkenal sebagai gadis yang bawel dan receh , ternyata diam diam aku mengaguminya.Entah kekagumanku ini sudah masuk di level apa.Aku juga tidak memahami.

Mungkin aku telah berlebihan dalam menyimpan rasa kepadanya . Namun aku termasuk pria yang kurang berani bergaul dengan teman wanita.Aku seolah-olah sibuk dengan belajar, belajar dan belajar. Bukan sebuah alasan.Menurutku belajar adalah suatu kebutuhan dan kewajiban.Sudah banyak pengorbanan orang tua demi kita .Sebagai anak,aku merasa punya tanggung jawab besar menyelesaikan pendidikan dengan baik.
“Muham,dapat salam dari si Ana tuh.Hehehehe….Dia seneng banget lho sama kamu.” goda Aira.
“Apa sih,lebay.” timpalku karena malu.
“Biarin,emang dia suka sama kamu kok..yeeey kok sewot sih.”Aira membela diri.
Seringkali Aira mengejekku dengan candaan-candaan yang tidak terlalu penting menurutku.Apalagi ketika pulang sekolah kita sering pulang bersama menuju Asrama.Kebetulan kita satu Asrama dan satu sekolah selama tiga tahun.Aku merasa nyaman ketika bersama dia.Banyak hal yang kita diskusikan bahkan hal yang tidak penting juga sering dilontarkan olehnya. Seringkali dia mengejekku atau menjodohkan aku dengan teman wanita lain .Aku tidak marah,namun aku tidak nyaman ketika ada nama wanita lain disebut olehnya.Dan lebih tidak nyaman lagi ketika dia bercerita tentang teman laki-laki yang mencoba mendekatinya.Sedekat ini kami selama ini,namun tidak ada komitmen atau hubungan khusus diantara kami.Mungkin bisa dikatakan ada misteri tersendiri di ruang hatiku kepadanya. Ak u terus mencoba menepis perasaanku kepadanya.Namun semakin aku menepis perasaanku kepadanya,semakin tebal rasa yang membelenggu.Aku tahu Aira bukan tipe wanita yang mudah untuk jatuh hati.Karena Aira adalah wanita yang sedikit tomboy dan cuek serta masa bodoh.Beberapa kali ada teman lelaki yang mendekatinya dan mengungkapkan perasaan mereka ke Aira,tapi Aira tidak pernah peka bahkan menganggap mereka sebagai candaan.Unik sekali temanku satu ini.

Setelah kelulusan SMA,aku disibukkan dengan pekerjaan yang cukup menyita waktu.Karena aku ingin mengejar cita-cita lebih tinggi,aku serabutan mencari pekerjaan demi memenuhi kebutuhanku di perguruan tinggi tanpa merepotkan orang tua.
“Perjalananmu sudah jauh ,semangat ya kawan lanjutkan perjuanganmu dan jangan lupa jalan pulang,” pesan Aira yang selalu terngiang dalam percakapan kami yang tidak pernah ada niatan untuk kuhapus di layar ponselku.
“Pasti.Aku tidak akan lupa jalan untuk pulang.” jawabku singkat tanpa berani lagi melanjutkan kata- kata ku.Aku takut jika yang terketik di layar ponselku adalah perasaanku.Sengaja aku membalas singkat pesan -pesan darinya.

Hingga suatu hari dadaku terasa sesak, buliran bening menetes tanpa kusadari.Aku di kejutkan dengan kabar Aira yang telah menikah dengan rekan kerja di perusahaan tempat dia bekerja.Aku bingung dengan perasaanku.Aira gadis 17 tahun yang lalu tanpa ada hubungan spesial denganku,namun sanggup merebut konsentrasi dan pikiranku .Tidak mampu aku menutupi kegundahanku.Hati ini serasa sakit tertusuk duri.
Sejak pernikahan Aira,aku mencoba untuk tidak menghubunginya lagi.Namun tidak bisa,aku sesekali menyapa dia hanya sekedar menanyakan kabarnya.
“Aira ,kau sosok wanita berbeda namun perasaanku masih sama seperti saat kita SMA.Apalah daya Tuhan ternyata tidak mempersatukan kita.Kamu yang selalu meningatkanku untuk selalu semangat belajar demi membahagiakan orangtua,kamu yang memberikanku semangat untuk rajin bekerja meskipun kuliahku di Luar Negeri full beasiswa.Kamu juga wanita yang mengingatkanku untuk tidak lupa dengan jalan pulang.Tahukah kamu Aira ,perasaanku yang aku genggam selama 17 tahun ini akan kuhadirkan kepadamu saat aku selesai dengan semua urusan study dan pekerjaanku,”kecewaku ketika memandangi foto profil Whatsapp Aira bersama suami dan buah hatinya.
Perlahan aku bisa berdamai dengan waktu.Menyelami rasa sakit yang tenggelam diantara kerinduan yang dalam dan jauh bahkan hilang.Aku sudah mengurangi komunikasi dengannya dengan tujuan agar tidak terjadi geliat perasaan yang muncul semakin tajam.

Tujuh belas tahun berlalu,dan kami secara tidak sengaja dipertemukan lagi dalam perbincangan singkat namun hangat.Perbincangan yang sudah lama aku rindukan.Kami di pertemukan dalam reuni akbar SMA yang kebetulan semua teman hadir disana.Semakin membawa nuanasa haru dan bahagia namun juga sedikit terpaksa terlihat bahagia.Aku memaksakan diri untuk terlihat bahagia dengan semua yang ada.Tapi di sisi lain,aku harus berusaha menerima samudera keikhlasan lebih dalam untuk merelakan Aira bahagia bersama keluarga kecilnya.Memang berat rasa yang sengaja aku pendam selama ini dan akan aku persembahkan pada saatnya tiba. Ternyata Tuhan punya rencana lain di antara kita.Saya belajar untuk menjadi pribadi yang memiliki rasa sayang yang tulus namun bukan nafsu yang menghampiri.Aku juga belajar menjadi pribadi yang wajib bahagia ketika melihat dia bahagia.

————————

*Profil Penulis

Bunda Azki adalah nama pena dari Maria Ulfa yang terlahir di Kota Batu pada tanggal 11 Maret 1987.Mengabdikan diri sebagai pendidik MI Darul Ulum Kota Batu. Menulis dan membaca adalah ikatan yang menguatkan hobbinya.Berbuat baik dan bermanfaat bagi banyak orang adalah pegangan hidupnya.

_____________________________________________

*Setiap Minggu Kabarpas.com memuat rubrik khusus “Nyastra”. Bagi Anda yang memiliki karya sastra, baik berupa cerita bersambung (cerbung), cerpen maupun puisi. Bisa dikirim langsung ke email kami: redaksikabarpas@gmail.com.